Jika kita membaca kitab kejadian dengan
teliti, tentu kita memiliki banyak pertanyaan terutama berkenaan dengan
penciptaan manusia pertama, salah satunya kisah Kain. Jika melihat dalam
Kejadian 4:13-14, disana disebutkan bahwa Kain meminta keringanan hukuman
kepada Tuhan (karena sudah membunuh Habel, adiknya), karena ia takut dibunuh
oleh orang lain.
13 Kata Kain kepada TUHAN:
"Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. 14
Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari
hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan
bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku." (Kejadian 4:13-14)
Disini tentu muncul
pertanyaan, Siapakah orang lain dalam ayat tersebut? Bukankah saat itu tidk ada
manusia lain selain keturunan Adam?? Kemudian jika kita melanjutkan perikop
ayat diatas, pada Kejadian 4:17 dikatakan bahwa Kain bersetubuh dengan
istrinya. Jelas disini juga muncul pertanyaan, Siapakah istri Kain? Darimanakah
ia mendapatkan istri? Apakah dari anak Adam (berarti Kain incest)?
Ataukah ini menunjukkan bahwa saat itu sudah ada manusia lain selain keluarga
Adam?
17 Kain
bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan
Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh,
menurut nama anaknya. 18 Bagi Henokh
lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan
Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh. (Kejadian 4:17)
Keberadaan orang-orang pada zaman
manusia pertama memang merupakan hal yang misterius, tetapi kita bisa
memperkirakan berdasarkan pada apa yang tertulis di Kitab Kejadian. Pertama,
tentang orang yang ditakuti Kain yang mungkin akan membunuhnya sebagai balasan
atas kematian Habel. Ini tidak menggambarkan bahwa ada manusia lain selain
keturunan Adam. Saat itu, Adam jelas telah memiliki beberapa keturunan. Dalam
Kejadian 5:4 dikatakan bahwa Adam memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan
dan disebutkan dalam Kejadian 5:3 bahwa Adam memperanakan Set, sesudah kematian
Habel, setelah ia berusia 130 tahun.
3
Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang
laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. 4
Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia
memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.(Kejadian 5:3-4)
Artinya, Adam pasti telah memiliki banyak anak atau keturunan di dalam
kurun waktu sekitar 130 tahun tersebut. Tuhan juga memerintahkan Adam dan Hawa
beranak cucu, bertambah banyak dan memenuhi bumi. Keturunan Adam inilah yang
ditakuti Kain, baik yang sudah ada saat itu maupun yang akan lahir nanti. Jadi,
tidak ada manusia lain selain keturunan Adam sebab Adam adalah manusia pertama
di dunia, dan semua manusia adalah keturunannya.
Kedua, tentang istri Kain. Kain jelas
menikah dengan saudara kandungnya sendiri jika mengacu pada statement
bahwa Adam adalah manusia pertama dan di dunia saat itu tidak ada manusia lain
selain keturunan Adam. Adam juga telah memperanakkan anak perempuan, seperti
tertulis diatas. Dalam Kejadian 4:16-17 dikatakan bahwa Kain bersetubuh dengan
istrinya di Nod.
16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia
menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. 17 Kain
bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan
Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh,
menurut nama anaknya. (Kejadian
4:16-17)
Tidak dijelaskan bahwa ia menikah dengan istrinya di Nod setelah ia
terbuang dari hadapan Tuhan. Jadi, ini tidak mengindikasikan bahwa ada manusia
lain selain keturunan Adam. Tentu saat itu belum ada larangan untuk menikahi
saudara kandung, karena memang tidak ada manusia lain yang bisa dijadikan istri
oleh Kain. Bahkan pada zaman Abraham, Abraham menikahi Sara yang adalah
saudaranya, satu ayah, lain ibu.
12
Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi
kemudian ia menjadi isteriku. (Kejadian 20:12)
Namun jelas, untuk saat ini, kita
tidak boleh menikahi saudara sendiri, Tuhan sendiri telah menyatakan dalam
Imamat 18:6, selain memang banyak penelitian yang menyatakan bahwa pernikahan
sedarah akan memperbesar kemungkinan kecatatn pada anak.
6 Siapapun
di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk
menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN. (Imamat 18:6)